CERPEN : " BERKELANA " Created by @Ihsan_Suradi





BERKALANA
Sudah sekian lama aku mengeluh, kini aku bangkit memperbaiki kehidupan penuh sesal ini. Hati yang kelam penuh kesalahan disetiap harinya, tenggelam akan indahnya dunia.
Terduduk ku melamun penuh Tanya dalam hati, kenapa aku berubah begini ?
Entah apa yang telah menjeratku hingga sejauh ini, ingin aku memperbaiki semuanya. Namun badanku begitu malasnya bergerak.
Aku berusaha sebaik mungkin untuk mengembalikan diriku yang dulu.
Sudah beberapa bulan aku sendiri di perantauan, tanpa mendengar suara ayah dan ibuku secara langsung. Aku rindu akan hal itu.
Terisak tangis di dasar jiwa yang meronta akan derita ini.
Pagiku selalu ditemani segelas air putih yang berharap dapat membuat perut kenyang. Beginikah rasanya tanpa orang tua? Tanpa keluarga? Tanpa sahabat?.
Gaduhnya suara di perkotaan membuat ku tak pernah tenang sekalipun, tak lagi ada kurasakan udara yang dingin menghembus ragaku.
Dari kejauhan ku merindukan sosok malaikat di hidupku yang hari-harinya selalu menuntunku melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim, selalu mengingatkan ku makan. Kini terasa sepi dan pedih tanpa beliau disisiku.
Malam ku pun tak pernah tenang, selalu dihantui rasa lapar.
Ayah ? Ibu ? Sanggupkah aku menjalani hal ini?.
Untuk sementara Ku sampingkan pemikiran mengeluhku, hingga Aku sadar mengeluh tak ada gunanya. Tersentak Ku mengingat kalimat “ Hasil Tidak Akan Mengkhianati Usaha ”, Satu hal yang perlu di camkan “Berusaha Bertahan Hidup Disaat Sendiri”.
Masalah bertubi-tubi menghampiriku seakan-akan berbisik “MENYERAHLAH” namun hal itu tak mempengaruhiku dengan mudah. Perjalanan masih panjang pikirku, tanpa bekal yang cukup akan terpapar di sahara yang luas, kehampaan dan keputusasaan akan setia memikat hati yang rapuh. Dunia begitu indah namun dunia juga sangat kejam menusuk jiwa yang lemah tanpa kekuasaan dan iman.
Kekuatan fisik sangat tak berarti tanpa kekuatan jiwa, begitulah yang sedang kualami, pemikiran yang hanya mementingkan fisik namun melupakan jiwa adalah alasan tak berguna untuk hidup. Perantauan telah menerangkan pikiranku, disitulah fase kritisnya pemikiranku.
Hingga hal yang sangat disayangkan menimpaku, mental ku pun jatuh tak kuasa merasa kegagalan. Inikah akhirnya ? pikirku dalam hati, tatapan kosongpun muncul dan diikuti dengan pemikiran-pemikiran hampa. Hampir saja ku terperangkap dalam ranjau keputusasaan tapi semangatku pun semakin membara. Ini baru Awal ! itulah yang kupikirkan.
Pengalaman mengajarkan ku rasa kegagalan sehingga kemudian hari kegagalan tak akan kubiarkan lagi menghampiriku.  Ku goreskan pena kehidupanku untuk melukis kisah baruku, kusingkirkan malasku dan ku kobarkan semangatku menempuh perjalanan ini.
Lalui hidup ini dengan usaha dan tawakkal, karena perjalanan kedepannya masih rabun dari penglihatan kita. Hanya kesungguhan yang dapat memperjelas pandangan rabun itu.

# Pesan Moral
Seorang pengelana singgah sejenak dibawah pohon rindang nan sejuk tengah mempersiapkan diri untuk perjalanan yang tiada lagi persinggahannya. Seperti halnya kita hidup ini hanya mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang abadi. The End
@Creat by Ihsan Suradi

0 Response to "CERPEN : " BERKELANA " Created by @Ihsan_Suradi"

Posting Komentar