MOB (
Manusia Otak Berandal )
Episode
3 “Membara”
Tiba-tiba
saja Rika terbangun dari duduknya dan melangkah menuju meja dimana Raisa duduk,
seisi kelas terdiam memfokuskan pandangan kepada mereka bertiga.
……
GGUUBBRRAAAKKK !!! ….
Rika
memukul meja di hadapan Raisa, tentu saja Raisa, Ryuzaki, Pak Maman dan seiisi
Kelas kaget melihatnya.
“eh, lo ga usah
sok manis gitu ya ! Lo pikir lo yang paling cantik disini ha ?! “ Rika
terdengar sangat emosi sekali karena tingkah Raisa yang tidak menyenangkan
hatinya. Kaget bukan kepalang, ya, itulah yang dirasakan semua murid dikelas
itu.
“ Rika ?!! Apa-apaan Kamu Ini ?! “ Pak Maman terlihat sangat
marah melihat kelakuan salah satu siswinya.
“ah.. maaf pak saya tak bermaksud seperti ini” Rika melotot
tajam ke mata Raisa.
“Kembali ke tempat duduk mu !” lanjut pak Maman.
*****
Sepulang
sekolah, Ryuzaki mengajak Raisa jalan-jalan santai di Taman. Mereka banyak
menghabiskan waktu berduaan hari itu, mulai dari bercerita tentang diri sendiri,
makan es krim bersama dan foto selfie. Mereka seperti teman lama yang saling
melepas rindu padahal baru saja 5 jam yang lalu berkenalan, mereka merasa
menjadi orang yang paling bahagia saat itu.
Tanpa
terasa jarum jam tertuju ke arah angka 5. Senja pun mulai menyapa menemani
langkah kaki mereka, sepanjang pejalanan pulang, mereka tak berhenti saling
bercerita, bercanda ria, wajah mereka pun memerah semerah senja. Dari jauh
terlihat sosok siswa yang seragamnya tak terlihat asing lagi bagi Ryuzaki, ya,
seragam itu merupakan seragam sekolah yang bersebelahan dengan sekolah Ryuzaki,
sekolah mereka telah lama berselisih dan saling bersaing. Raisa Terkejut
melihat siswa tersebut dan berlari seakan-akan tersimpan kerinduan mendalam
yang meledak bagaikan bom terpancing pemicunya.
“Toniiiii
!!!! “ teriak Raisa memanggil siswa tersebut.
“Raisa
?!.. kok lo ada di sini ? lo pindah sekolah juga ya ?” Toni juga kaget
melihat Raisa berada di Jakarta.
Jakarta,
kota Metropolitan, kota yang telah terhirup hiruk pikuk dari macetnya jalan raya,
yang terkontaminasi majunya dunia tekhnologi, membuat kota itu dipenuhi radiasi
yang sangat tinggi. Padatnya manusia dan mesin transportasi serta berbagai
macam hal lainnya, membuat kota itu begitu panasnya terasa. Harapan muncul
salju di tanah kumuh itu, tapi, hal itu tidak akan terjadi meskipun kita tahu
dalam hidup ini tidak ada yang tidak mungkin terjadi.
“Bokap
gue pindah kerja kemari Ton, mau gak mau gue harus ikut, daripada jadi
gelandangan di Bandung hehehe” Jelas Raisa Kepada Toni.
Siswa
itu bernama Toni Alonso, umur 18 tahun dengan proporsi tubuh yang ideal, yang
membuat semua wanita jatuh hati pada pandangan pertama. Toni adalah teman Raisa
waktu kecil di Bandung, mereka banyak menghabiskan waktu hanya berdua saja,
mulai dari bersekolah hingga jika hendak bepergianpun mereka tak pernah lekang,
layaknya tertempel oleh lem yang begitu eratnya melekat. Tapi suatu waktu Toni
pun menghilang tanpa jejak, bahkan hanya kabar angin saja yang sampai ke telinga
Raisa. Banyak yang bilang kalau mereka adalah pasangan yang serasi, tapi
sebenarnya mereka tidak memiliki hubungan spesial, mereka hanyalah Sahabat
sejak kecil.
“ oh
jadi gitu, itu siapa Sa ?” Toni menunjuk ke arah Ryuzaki yang tengah
melamun sembari menatap ke arah Toni dan Raisa, terbesit rasa cemburu dalam
perasaan Ryuzaki yang disembunyikan oleh senyuman ramah nan hangat.
“itu
temen gue sekelas ton, dia minta nemenin gue pulang, lagian karena arah kami
searah jadi gue terima aja ton” jawab Raisa.
“ Ryu ?!
Kesini dong ! kenalin nih temen gue dari Bandung Toni “ Raisa
memanggil Ryuzaki untuk menemui Toni.
“Hai… Salam
kenal !, eh Sa BTW gua pulang duluan ya, takutnya mengganggu hehehe”
“eh
kok buru-buru amat, katanya mau nemenin gue pulang”
“hahaha ada
keperluan mendadak nih Sa, baru aja di telpon Nyokap gua” sahut
Ryuzaki sembari melontarkan alasan yang tepat, pikirnya.
Ryuzaki
langsung bergegas pulang meninggalkan mereka berdua di taman, dengan rasa
kecewa, iya pun berlari entah mengejar apa, tidak ada yang tahu. “Ciihh.. tu
cowok sok keren banget sih, bikin gua mau muntah ngelihatnya” gumamnya
dalam hati yang tengah berjalan santai dan melampiaskan kecemburuannya dengan
menendang kaleng soda yang tergeletak di trotoar jalan itu.
*****
Terdengar
Handphone Ryuzaki berdering dengan nada lagu Rock “ The Final Episode by Asking Alexandria “.
Melihat nama yang terlampir di desktop androidnya, Ryuzaki enggan menjawab
telepon tersebut karena dia masih merasa kecawa dengan kejadian senja tadi,
tapi dia tak tahan lagi mendengar dering Handphonenya dan terpaksa menjawabnya.
“Halo
? Ryu ? kok lo baru angkat sih ? “ terdengar suara yang merdu nan lembut
membuat wajah Ryuzaki merah merona semerah senja dan melontarkan senyuman entah
kepada siapa, mungkin kepada diri sendirinya atau mungkin kepada dinding lusuh
kamarnya.
“eh
maaf Sa, Gua tadi ketiduran ” jawab Ryuzaki.
“ohhh
kirain lo malah ngambek sama gue karena kejadian tadi sore, BTW tadi lo kok
buru-buru amat sih, padahal gua mau ngajak lo berkunjung ke rumah Toni nemenin
Gue” lanjut Raisa dengan polosnya.
“gua
tadi ada janji sama Nyokap buat nemenin dia ke Mall” jawab Ryuzaki
berdalih.
PRANGGG
!!!.....
.....
“Suara
apaan tuh Ryu ?!” Raisa terkejut mendengar suara itu, Ryuzaki juga bingung,
jika itu suara piring pecah, tidak mungkin, pikirnya. Karena ryuzaki hanya
tinggal seorang diri di Rumah itu.
“Bentar
ya Sa, Gua cek dulu dah keluar “ jawab Ryuzaki yang langsung memutuskan
telepon dan berlari kecil menuju ke Arah suara itu berasal.
Ryuzaki memaku
tanpa kata melihat Jendela Rumahnya Pecah dan terlihat api membara melahap
gudang tempat penyimpanan barang lama milik keluarganya, untungnya gudang itu
terpisah dari Rumahnya. Ryuzaki bengong melihat kobaran api itu, sembari
melangkahkan kaki ke arah Gudang itu. para tetangga yang melihat hal itu
langsung menghubungi pihak pemadam kebakaran.
Tak lama
kemudian api pun padam dan alangkah semakin terkejutnya Ryuzaki melihat amplop
berpita merah yang berlokasi tidak jauh dari gudang tersebut, Ryuzaki lalu
memungut amplop itu dengan kondisi seluruh tubuh gemetar.
DEG !
DEG ! DEG ! jantung Ryuzaki berdetak kencang menatap amplop Tersebut, tubuhnya
merinding, jiwanya membara tak kuasa menahan emosi, “Andai saja” gumamnya dalam hati.
Sampul
amplop itu bertuliskan TONI ! ......
*****
To Be Continued.....!
bersambung ke eps 4
Rilis setiap malam sabtu
0 Response to "Cerbung " Manusia Otak Berandal " Episode 3 " MEMBARA " Created by @ihsan_suradi @maghriza_azzanna"
Posting Komentar